Widget edited by Ceppi Yudiansyah

Senin, 17 Desember 2012

Biarkan si Kepala Batu itu

Mulai... Mulai... dan Mulai lagi...
Ketidak sepahaman selalu terjadi dalam diri, tak perlu ada yang di pikirkan, dan tak perlu ada yang dirasa.
Kenapa saya tidak pernah bercerita keburukan mu di depan orang banyak??? karena hal itu malah semakin menghinakan diri. Kenapa saya selalu menjaga martabatmu itu? karena saya hanya ingin menjadi Antonim dari sifatmu...

Banyak... ya... Memang banyak kelicikan...
Kau yang bermain peran di perkumpulan nafas manusia, walaupun aku tau peranmu bisa menjatuhkanku tapi aku tetap dengan pendirianku. Bermainlah dengan peranmu karena ku disini tetap mempertahankan keantonimanku. Apapun itu... tetap saja kepala adalah pengendalian dari semua organ tubuh. Kepala yang diciptakan tuhanpun bisa berubah menjadi partikel yang berbeda. Bukan dalam artian fisik, melainkan gambaran kepalamu yang sekeras batu,. BATU BATU DAN BATU!

Jika sudah seperti itu, kebaikanpun tidak akan ada harganya lagi. Kebaikan yang dibuat pada awalnya memang dari dasar keikhlasan yang tidak pernah ada tujuan maksud apapun. Tapi keegoisanlah yang berperan sebagai besar sekala laut dibumi, dan kebaikan hanya seperti bagaian darat yang ada. lantas siapakah yang berperan sebagai udara disini? hanya orang yang baiklah yang mengisi hempasan diri dari penghianatan yang telah kau buat. Sketsa kehidupan slalu mengihiasi kelicikan-kelicikan yang ada, semakin ku tau sifat mu keras, aku slalu berusaha untuk meningkatkan daya invest Antonimku.

Aku tidak akan pernah mendiamkan batu yang ingin menjadi kepalamu, tapi aku akan membiarkan kepala muliamu yang menjadi Batu.

Ceppi Yudiansyah

Comments
0 Comments

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

 

anything about me

test

Gallery

test

Meme Comic Gue